Get paid To Promote at any Location

Jumat, Februari 27, 2009

Ikan Aneh dari Ambon




Umumnya ikan memiliki mata di kedua sisi kepalanya. Namun, spesies baru dari perairan Ambon ini memiliki mata yang menghadap ke depan, sama seperti manusia. Ikan katak karnivora yang unik ini juga memiliki dagu dan pipi sehingga membuat rupanya bertambah aneh.


Penampilannya begitu aneh, tak salah bila dia diberi nama Histiophryne psychedelica. Kata psychedelic ini diambil dari pola dan warna tubuhnya yang cokelat kekuningan dengan garis-garis putih mirip zebra yang aneh.

Ikan ini menarik perhatian dunia ilmu pengetahuan setahun yang lalu. Pada saat itu, seorang penyelam berhasil mengambil foto ikan itu ketika menyelam pada kedalaman sembilan meter di perairan Pulau Ambon. Foto itu amat menghebohkan karena ikan perairan dangkal tersebut tak pernah menampakkan diri dalam 20 tahun.

Berdasarkan foto itu, Ted Pietsch, pakar ikan dari Burke Museum of Natural History and Culture di University of Washington, Amerika, menebak ikan tersebut berasal dari genus Histiophryne karena matanya yang menghadap ke depan dan kemungkinan memiliki penglihatan binokuler seperti primata. Pietsch juga menduga satwa itu masuk kelompok anglerfish, ikan yang memancing mangsanya dengan struktur unik yang menjulur di dahinya.

Tebakan itu ternyata terbukti kebenarannya. Kini dia telah mengkonfirmasi dan mendeskripsikan bahwa ikan aneh itu adalah spesies baru berdasarkan data morfologi dan genetika spesimen ikan yang diambil oleh mahasiswanya, Rachel Arnold. "Ini adalah contoh fantastis tentang apa yang dapat dihasilkan oleh seleksi alam," kata Pietsch. "Ikan ini sendiri merupakan organisme fantastis dan itu sudah cukup untuk membuatnya penting."

Deskripsi ikan tersebut dipublikasikan secara detail dalam jurnal Copeia terbaru. Tak cuma memiliki mata dan wajah yang aneh, ikan itu juga memiliki sederet keunikan lainnya. Kulitnya yang amat kenyal seperti agar-agar memiliki daging yang tebal dan lunak.

Seluruh permukaan tubuhnya juga ditutupi setrip putih yang menyebar dari matanya sampai ke badannya. Pigmentasi ini membantu ikan tersebut membaur di antara koral beracun yang beraneka warna di dasar laut Maluku.

"Ikan katak psychedelic ini kemungkinan bergabung ke dalam deretan panjang satwa palsu dan tak berbahaya yang mengubah bentuk tubuhnya menyerupai keindahan binatang beracun," kata Leo Smith, asisten kurator ikan di Field Museum di Chicago. "Pietsch dan koleganya menemukannya ketika mereka menduga binatang itu mirip dengan koral beracun yang ada di lingkungan tempat tinggal ikan itu."

Rachel Arnold, mahasiswa ilmu perikanan dan akuatik di University of Washington yang melakukan tes DNA terhadap ikan itu mengatakan setiap ikan memiliki setrip yang berlainan. "Garis-garis itu seperti sidik jari pola tubuhnya sehingga dari sudut mana pun Anda melihatnya, Anda bisa membedakan setiap individu," ujar Arnold yang menyelam di Pelabuhan Ambon tahun lalu.

Selain keahliannya menyaru, ikan ini juga mempunyai kemampuan seperti tokoh komik superhero Plastic Man. "Binatang ini kelihatannya memiliki kemampuan untuk melebarkan wajahnya dan menariknya kembali sehingga ketika dia hendak memasuki sebuah celah sempit, matanya akan menyamping, setelah itu dia melebarkan kembali matanya," kata Pietsch.

Pietsch mengatakan, ada kemungkinan ikan itu memanfaatkan kemampuan melebarkan dan mengempiskan mukanya untuk memperlihatkan ancaman. "Ketika dia memperlihatkan wajah ovalnya dengan setrip psychedelic, Anda pasti berpikir tampangnya akan membuat binatang lain takut."

Ikan perairan Ambon ini mungkin mempunyai struktur sensorik di sepanjang bagian tepi wajahnya. Sensor ini punya fungsi pelindung seperti kumis kucing yang memungkinkannya mendeteksi dinding bagian dalam gua kecil atau ruang sempit di antara koral.

Meski memiliki sirip lengkap seperti ikan lainnya, si pemalu ini lebih banyak melompat ketimbang berenang. Setiap kali menyentuh lantai laut, mereka menggunakan siripnya untuk mendorong ke bawah dan mereka menyemburkan air dari insang kecil di kedua sisi tubuhnya untuk mendorong mereka maju. Ekor yang melengkung ke salah satu sisi membatasi kemampuan mereka mengatur gerakan sehingga mereka terlihat mirip bola karet yang memantul ke sana-kemari.

Ikan ini cenderung hidup berpasangan. Mereka juga jago bersembunyi sehingga mereka hanya dapat ditemukan ketika para penyelam mencari dengan cermat di antara puing terumbu karang di lantai laut.

Begitu persembunyiannya terungkap, ikan pemalu ini segera menggeliat untuk kabur dari penglihatan dan memasuki celah atau lubang dengan meliuk dan membalikkan tubuhnya. Dalam upayanya melarikan diri, ikan itu juga memanfaatkan sirip pelvisnya untuk memanipulasi posisi tubuhnya, seperti cara manusia menggunakan tangan.

2 komentar: