Bekasi, 1/9 (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi mengimbau masyarakat untuk tidak memberikan sedekah kepada gelandangan dan pengemis (gepeng) guna menekan pertambahan jumlah mereka menjelang Lebaran.
"Jumlah Gepeng selalu meningkat hampir tiap tahun khususnya menjelang Lebaran. Kebanyakan mereka dikoordinasikan oleh preman," ujar Sekretaris Daerah Kota Bekasi Tjandra Utama Effendi di Bekasi, Selasa (1/9).
Menurut dia, peningkatan jumlah pengemis itu terjadi karena Kota Bekasi berada di wilayah perbatasan DKI Jakarta, sehingga menjadi tempat strategis Gepeng untuk mencari rezeki.
"Buktinya, meski tidak ada data valid, namun jumlah pengemis dan anak jalan mencapai ratusan orang. Mereka kebanyakan berasal dari Brebes, Tegal, dan Indramayu," ujarnya.
Menurut Tjandra, penghasilan pengemis dan anak jalanan di Kota Bekasi dalam satu bulan rata-rata melebihi Upah Minimum Kota (UMK) Bekasi sekitar Rp 1,3 juta. Ini menjadi daya tarik warga luar daerah untuk berprofesi sebagai pengemis.
"Kalau ingin memberi sedekah sebaiknya langsung ke panti asuhan atau anak yatim di lingkungan masing-masing, jangan di jalanan," tuturnya.
Ia mengungkapkan, para pengemis itu sengaja jadi pengemis saat bulan Ramadhan saja setelah itu mereka pulang lagi ke kampung.
Berdasarkan pengalaman pada saat penertiban Gepeng pada tahun lalu, kata dia, sebagian besar mereka mengontrak rumah di sejumlah kawasan perkampungan.
"Biaya per bulan kontrakan mereka mulai Rp 50 ribu, hingga Rp 350 ribu per bulan. Bahkan ada sudah punya telepon seluler (ponsel), alat pemutar musik, TV, hingga DVD player di rumahnya," kata Tjandra.
Memasuki bulan Ramadan, sejumlah Gepeng di Kota Bekasi berada di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Ir H Juanda, Joyomartono, dan KH Noer Ali, biasanya tempat strategis bagi mereka adalah perempatan lampu merah dan pusat perbelanjaan.
Sementara itu, Jaya (49) salah satu pengemis di perempatan Jalan Ahmad Yani, Bekasi Barat, mengaku datang dari Indramayu sejak hari pertama bulan Ramadan. "Saya bersama tetangga di kampung hapir setiap bulan Ramadhan datang ke Bekasi. Uangnya ditabung untuk persiapan lebaran dan sisanya untuk makan setiap hari," katanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
aneh ia jaman sekarang,, pengemis dijadikan sebagai profesi
BalasHapussaya setuju dengan larangan ini, karena memang sekarang mengemis malah jd profesi org2 malas dan tidak kreatif.. bikin malu bangsa saja..
BalasHapussebenarnya jgn terlalu dipaksakan aturan yg begitu, ingat kita ini bangsa indonesia ~~!!!
BalasHapusduKung ato nda yak !!!
BalasHapus