Korea Utara memerintahkan para pemantau internasional di fasilitas nuklir utamanya untuk meninggalkan negara itu, setelah mengancam akan menghidupkan kembali reaktor pengayaan plutonium.
Badan Pemantau Nuklir PBB merilis pernyataan hari Selasa dan mengatakan Korea Utara meminta para inspekturnya untuk membuka segel dari peralatan di fasilitas nuklir Yongbyon dan meninggalkan negara itu secepat mungkin.
Kantor berita Jepang Kyodo mengutip seorang pejabat Amerika yang mengatakan para pemantau Amerika juga diusir.
Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengumumkan hari Selasa bahwa Koirea Utara berencana akan memulai lagi program nuklirnya dan mengundurkan diri dari pembicaraan-pembicaraan perlucutan senjata enam negara.
Pernyataan itu merupakan reaksi terhadap Dewan Keamanan PBB yang mengutuk peluncuran roket jarak jauh Korea Utara yang melintasi angkasa Jepang tanggal 5 April lalu.
Negara-negara yang turut dalam pembicaraan perlucutan senjata merespon dengan mendesak Korea Utara untuk kembali ke meja perundingan.
Jurubicara Gedung Putih Robert Gibbs mengatakan, Korea Utara sebaiknya membongkar fasilitas nuklirnya dengan serius, dan menghormati komitmen internasionalnya kalau ingin diterima oleh masyarakat dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar